Powered By Blogger

Search This Blog

Senin, 09 Mei 2011

NYANYIAN SUTO UNTUK FATIMA

Duapuluhtiga matahari bangkit dari pundakmu
tubuhmu menguapkan bau tanah
dan menyelalah sukmaku.
Langit bagai kain tetoron yang biru terpentang
berkilat dan berkilau
menantang jendela kalbu yang berduka cita
Rohku rohmu bagai proton dan elektron
Bergolak 3x
Dibawah duapuluhtiga matahari
dua puluh tiga matahari membakar dukacitaku
Kelambu ranjangku tersingkap
dibantal berenda tergolek nasibku.
Apabila firmanmu terucap
masuklah kalbuku ke dalam kalbumu
sedu sedan mengetuk tingkapku
dari bumi dibawah rumpun mawar
Waktu lahir kau telanjang dan tak tahu
tapi hidup bukanlah tawar menawar
(WS Rendra bersama Ken Zuraidah,
sajak-sajak cinta, Jogjakarta 1968)


Rabu, 16 Februari 2011

Kupanggil Namamu (WS.Rendra)

Sambil menyeberangi sepi,
Kupanggili namamu, wanitaku
Apakah kau tak mendengar?
Malam yang berkeluh kesah
Memeluk jiwaku yang payah
Yang resah
Karena memberontak terhadap rumah
Memberontak terhadap adat yang latah
dan akhirnya tergoda cakrawala
Sia-sia kucari pancaran matamu
Ingin kuingat lagi bau tubuhmu yang kini sudah kulupa
Sia-sia
Tak ada yang bisa kucamkan
Sempurnalah kesepianku
Angin pemberontakan menyerang langit dan bumi
Dan duabelas ekor serigala
Muncul dari masa silamku
Merobek-robek hatiku yang celaka
Berulangkali kupanggil namamu
Dimanakah engkau wanitaku?
Apakah engkau sudah menjadi masa silamku?

Rabu, 09 Februari 2011

Sajak Putih - Chairil Anwar

SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...

Minggu, 23 Januari 2011

Cacatan Rindu (A Rani Embi)

Di hadapan Baitullah
kemarau tiba-tiba
beranjak
renungan setiap detik bertafakur
tentang keajaiban
indahnya perjalanan horizon
menuju keabadian
putaran kisaran daya teguh berpegang
pada buhulan
tekun merenjis embun takwa ke batin tandus
suara tulus singgah
di perjalanan pengabadian.

Riwayat kehidupanku kubaca
memercikkan tamsil samudera pengalaman
putaran dan kisaran layar bahtera jasad
tercarik noda dosa terwayang dalam peti fikir
awan yang berlorek dan mendung yang gelap
dirongrongkan angin nafsu.

Menelusuri sungai batin
mengharap nurani mengerti
kisah semalam tercatat dalam diari kabus
kupohon dengan ranum doa dalam embun
merafakkan dupa tangan menatap Baitullah
mendongak ke Baitulmakmur
menunggu detikdetik
jatuhnya cintaMu
meminta tumbuhnya bunga takwa
pada pohon diri
dosaku diampuni.

Dari batin mengungkapkan kuntum
warna indah
hingga serlah jurai cahaya pertama
di ufuk malam
gerimis air mata mengalir ke sejadah
menemui lereng rasa paling gulana
kembara gementar jauh ke lubuk jiwa
dalam bicara rindu kekerdilan hamba.

A RANI EMBI
Makkah 2002

Sabtu, 01 Januari 2011

gurindam nasihat

Apabila banyak berkata-kata,
Di situlah jalan masuk dusta.

Apabila kita kurang siasat,
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat.

Apabila anak tidak dilatih,
Jika besar bapanya letih.

Apabila banyak mencela orang,
Itulah tanda dirinya kurang.

Apabila orang banyak tidur,
Sia-sia sahajalah umur.

Apabila mendengar akan khabar,
Menerimanya itu hendaklah sabar.

Apabila mendengar akan aduan,
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan.

Apabila perkataan yang lemah lembut,
Lekaslah segala orang mengikut.

Apabila perkataan yang amat kasar,
Lekaslah orang sekalian gusar.

Apabila pekerjaan yang amat benar,
Tidak boleh orang berbuat honar.

sepatah kata


Sepatah Kata....

64 tahun umurku sudah
Di anak kampung bersekolah rendah
Di Gunung Pasir desa bertuah
Dan belajar Jepun ketikanya memerintah

Tiga tahun di Singapura lamanya
Jepun kalah belajar ugama pula
Kemudian ke Kelantan Jamek Merbau namanya
Pengajaran Ugama di timba lima tahun di sana

Tegal semangat membakar dada
Politik tanahair berkehendakkan pemuda
Berjiwa radikal paling utama
Agar kemerdekaan segera terlaksana

Awal limapuluhan aku memasuki ???(politik?)
Menulis sajak, cerpen, rencana
Bekerja sendiri, memborong, membina
Untuk rumah kampung tugas istimewa

31/12/1958 memasuki rancangan
125 kelamin membuat perpindahan
Tempatnya jauh terperusuk di perbatasan
Di pinggir Pahang dan Negeri Sembilan

SLB namanya amat istimewa
Hati ku lapang setiap masa
Bekerja, menulis tanpa galangannya
Baru sekarang menaipnya pula

Wassalam.
Alif Mokhter AlHaj
SLB, NS
4 March 1990

Aku Tulis Pamplet ini (WS.Rendra)

AKU TULIS PAMPLET INI

AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA LEMBAGA PENDAPAT UMUM
DITUTUPI JARING LABAH-LABAH
ORANG-ORANG BICARA DALAM KASAK-KUSUK,
DAN UNGKAPAN DIRI DITEKAN
MENJADI PENG-IYA-AN

APA YANG TERPEGANG HARI INI
BISA LUPUT BESOK PAGI
KETIDAK PASTIAN MERAJALELA
DI LUAR KEKUASAAN KEHIDUPAN MENJADI TEKA-TEKI,
MENJADI MARABAHAYA,
MENJADI ISI KEBON BINATANG

APABILA KRITIK HANYA BOLEH LEWAT SALURAN RESMI
MAKA HIDUP AKAN MENJADI SAYUR TANPA GARAM
LEMBAGA PENDAPAT UMUM TIDAK MENGANDUNG PERTANYAAN
TIDAK MENGANDUNG PERDEBATAN
DAN AKHIRNYA MENJADI MONOPOLI KEKUASAAN

AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA PAMPLET BUKAN TABU BAGI PENYAIR
AKU INGINKAN MERPATI POS
AKU INGIN MEMAINKAN BENDERA-BENDERA SEMAPHORE DI TANGANKU
AKU INGIN MEMBUAT ISYARAT ASAP KAUM INDIAN
AKU TIDAK MELIHAT ALASAN

KENAPA HARUS DIAM TERTEKAN DAN TERMANGU
AKU INGIN SECARA WAJAR KITA BERTUKAR KABAR
DUDUK BERDEBAT MENYATAKAN SETUJU ATAU TIDAK SETUJU

KENAPA KETAKUTAN MENJADI TABIR PIKIRAN ?
KEKHAWATIRAN TELAH MENCEMARKAN KEHIDUPAN
KETEGANGAN TELAH MENGGANTI PERGAULAN PIKIRAN YANG MERDEKA

MATAHARI MENYINARI AIRMATA YANG BERDERAI MENJADI API
REMBULAN MEMBERI MIMPI PADA DENDAM
GELOMBANG ANGIN MENYINGKAPKAN KELUH KESAH
YANG TERONGGOK BAGAI SAMPAH
KEGAMANGAN
KECURIGAAN
KETAKUTAN
KELESUAN

AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA KAWAN DAN LAWAN ADALAH SAUDARA
DI DALAM ALAM MASIH ADA CAHAYA
MATAHARI YANG TENGGELAM DIGANTI REMBULAN
LALU BESOK PAGI PASTI TERBIT KEMBALI
DAN DI DALAM AIR LUMPUR KEHIDUPAN
AKU MELIHAT BAGAI TERKACA :
TERNYATA KITA, TOH, MANUSIA !

RENDRA
( pejambon - jakarta, 27 april 1978 )

Widget

Taufik Ismail

Chairil Anwar

WS Rendra

WS Rendra